Pada blog – blog sebelumnya saya bercerita tentang masa kehamilan di usia awal,
yang konon kataya risiko pendarahan dan keguguran lebih besar. Pengalaman saya
berikut ini justru saya alami di minggu ke 13 kehamilan, setelah seminggu
sebelumnya dokter saya bilang sepertinya saya sudah tidak memerlukan lagi
penguat kandungan karena kondisi janin dan ibu baik, selain itu mahal juga pil penguat
kandungan itu.
![]() |
Via Tenor |
Cerita berawal dari ketika hari itu saya punya jadwal kuliah full dari pagi
hingga malam, dengan desakan tugas – tugas kuliah sebelum UAS nampaknya saya
agak kelelahan tetapi saya abaikan. Karena absen sudah jebol, saya sudah tidak
mungkin untuk membolos lagi. Siang itu saya masih punya waktu tunggu di kampus
selama sekitar 5 jam, karena jarak rumah yang harus ditempuh sekali
keberangkatan adalah 2 jam maka saya putuskan untuk stay di kampus. Pada saat
itu saya merasa sepertinya saya perlu tidur sambil merebahkan diri, karena saya
seharian merasa pusing dan keringat dingin.
Sempat berfikir untuk menyewa hotel saja short time untuk tidur, tapi karena pertimbangan keuangan (teteeuup) maka saya putuskan untuk beristirahat di bioskop. Pergi menonton film yang sekiranya kurang menarik dan ku tinggal tidur. Selesai tidur sekitar pukul 4 sore, badan saya lumayan segar dan saya akhirnya membeli makan di Foodcourt Megaria. Sambil buka – buka chat saya hampir tersedak melihat grup kelas membahas tugas yang harus dikirim pada pukul 18.00, dan tugasnya berubah penulisan paper dan presentasi. Gilee 1,5 jam mana cukup? Segera setelah saya makan saya bergabung dengan teman – teman di kelas, dan selama perjalanan perut bawah saya terasa kram. Saya ingat pesan dari BidanKita untuk selalu tenang dan memberikan afirmasi positif kepada janin, maka saya bilang agar janin dapat kuat karena ibunya mau kuliah dulu. Dan pada pukul 17.26 dosen saya yang baik itu memberikan kabar kelas dibatalkan. Akhirnya sayapun pulang ke rumah dengan menggunakan kereta dan ojek online.
Sempat berfikir untuk menyewa hotel saja short time untuk tidur, tapi karena pertimbangan keuangan (teteeuup) maka saya putuskan untuk beristirahat di bioskop. Pergi menonton film yang sekiranya kurang menarik dan ku tinggal tidur. Selesai tidur sekitar pukul 4 sore, badan saya lumayan segar dan saya akhirnya membeli makan di Foodcourt Megaria. Sambil buka – buka chat saya hampir tersedak melihat grup kelas membahas tugas yang harus dikirim pada pukul 18.00, dan tugasnya berubah penulisan paper dan presentasi. Gilee 1,5 jam mana cukup? Segera setelah saya makan saya bergabung dengan teman – teman di kelas, dan selama perjalanan perut bawah saya terasa kram. Saya ingat pesan dari BidanKita untuk selalu tenang dan memberikan afirmasi positif kepada janin, maka saya bilang agar janin dapat kuat karena ibunya mau kuliah dulu. Dan pada pukul 17.26 dosen saya yang baik itu memberikan kabar kelas dibatalkan. Akhirnya sayapun pulang ke rumah dengan menggunakan kereta dan ojek online.
![]() |
Via Tenor |
Sampai di rumah kondisi tubuh saya semakin melemah dan perut bagian bawah
saya terasa seperti tersilet silet. Maka saya berikan lagi afirmasi buat janin
saya, “Dek, kita mandi dulu ya, abis mandi kita istirahat ya. Maafin ibu ya
hari ini capek sekali”. Janin ini memang luar biasa pengertian, dan selesai
saya mandi dan menggunakan baju barulah serrrrrrr darah mengucur ke celana
dalam saya. Saya panik dan menangis, saat itu suami saya juga belum pulang.
Kembali saya ingat untuk tetap tenang dan tetap memberikan afirmasi kepada
janin agar tetap kuat sembari saya minumi obat penguat. Setelah telepon
beberapa orang teman (Dayen dan Wenoy) yang lebih berpengalaman saya putuskan untuk segera ke
provider menggunakan taksi online. Di tengah perjalanan saya terus memberikan
afirmasi kepada janin saya agar tetap kuat bertahan, juga kepada rahim saya
agar berhenti pendarahan.
![]() |
Via Tenor |
Pengalaman diperiksa dalam oleh suster adalah pengalaman paling menegangkan
bagi saya. Vagina saya dimasuki alat spekulum cocor bebek untuk mengecek
pendarahan yang terjadi apakah sampai ke dalam atau hanya di mulut rahim saja,
dan apakah sampai merobek placenta atau tidak. Agak lama hampir satu jam karena
saya terlalu panik dan tegang. Bahkan badan saya sampai gemetar karena takut.
Ternyata lagi – lagi, kalau kita tenang dan tidak panik adegan cocor bebek
angsa itu nggak sampai 5 menit.
![]() |
Via Google |
Selesai di cek dengan alat tersebut, saya
kemudian dicek dengan USG untuk memastikan tidak ada masalah dengan rahim saya.
Puji Tuhan semua aman, dan bayi masih aktif bergerak. Hal yang perlu diwaspadai
adalah letak plasenta saya cenderung di bawah dekat dengan mulut rahim (Plasenta
Previa). Dokter bilang memang kalau kondisi seperti ini cenderung akan
mengakibatkan flek/pendarahan, tetapi kondisi ini tidak mutlak karena masih ada
kesempatan hingga bulan ke 7 seiring dengan membesarnya ukuran rahim saya.
Hal yang dilakukan pada saat mengalami pendarahan seperti kasus saya tentunya
pergi ke provider terdekat. Tapi sambil menunggu suami yang mengantar atau taksi
online yang menjempu ada hal – hal yang harus dilakukan antara lain :
- Gunakan Pembalut
Kenapa harus gunakan pembalut ? Selain untuk menjaga kebersihan vagina,
penggunaan pembalut ditujukan untuk mengukur seberapa banyak darah yang keluar
dari vagina, dan mengamati warna darahnya.
- Bila mempunyai obat penguat segera gunakan
Pada saat itu saya diberikan obat penguat Utrogestan 200mg dari dokter, dan merupakan pil terakhir. Melihat
pendarahan saya langsung minum saja, dan memang pada hari itu saya belum minum
obat penguat. Nah setelah sampai dokter, dokter bilang “Sudah tepat tindakannya,
tapi bila terjadi pendarahan seperti ini, sebaiknya langsung dimasukan lewat
bawah (vagina) agar reaksinya lebih cepat.” Yaa kan saya ngeri dok, saya
orangnya ngerian kalau soal memasukan sesuatu ke vagina, kecuali barang suami.
- Tetap tenang dan berbaring
Hal ini sangat
penting dilakukan, yang saya rasakan ketika saya pendarahan adalah ketika saya
panik dan menangis darah rasanya mengalir deras. Sambil berbaring saya
memberikan sugesti postif kepada janin dengan harapan semua aman terkendali.
- · Minum air putih yang banyak
Kemudian hal apa saja sih yang harus dilakukan selama masa pemulihan?
- Hal yang wajib dilakukan adalah BEDREST. Iya Bedrest, saya bedrest selama 1 mingu, turun dari tempat tidur hanya untuk makan minum dan buang air saja. Untuk bedrest sendiri masing – masing ibu hamil berbeda – beda ya, tanyakan sama dokter obgyn langganan.
- Tetap penuhi kebutuhan nutrisi ya !
- Selain itu tetep dibawa happy, “hati yang gembira adalah obat, hati yang patah mengeringkan tulang”. Ketika masa pemulihan ini, saya masih flek coklat – coklat gitu, dan tiap kali saya ngerasa bersalah dan galau karena pendarahan ini fleknya jadi banyakan. Kalau saya bawaannya happy, aman aja. Iya sereceh itu
Pengalaman ini membawa saya kepada rasa syukur yang tidak terhingga, dan biar nama Tuhanlah yang dimuliakan. Pengalaman ini mengajarkan kepada saya, kekuatan doa dan berpasrah. Selain itu saya semakin yakin bahwa anak yang kita kandung adalah suatu entitas yang cerdas (bahkan jenius), dapat diajak bekerja sama dan berkomunikasi yang membawa kita kepada level kehidupan yang lebih baik. Jangan sepelekan janin kita. Dia mengerti, dia paham, dia luar biasa. -EDJ-
Disclaimer :
- Mungkin untuk beberapa orang berfikir “halah gitu doang” tapi perlu diketahui kekuatan dan kemampuan masing – masing ibu hamil berbeda – beda.
- Apa yang saya share adalah berasal dari apa yang saya alami, saya bukan praktisi kesehatan
Komentar
Posting Komentar